Alessandro Circati: Menyatukan Dua Dunia Lewat Sepak Bola

 

Di sebuah kota kecil bernama Fidenza, Italia, pada 10 Oktober 2003, lahirlah seorang anak laki-laki bernama Alessandro Circati. Tak ada yang tahu bahwa dua benua akan bertemu dalam dirinya. Satu dari darah ayahnya—Italia, negeri sepak bola. Satu lagi dari cinta ibunya—Australia, negeri harapan.

Sejak kecil, hidup Alessandro berpindah. Dari Eropa ke Australia, dari bahasa Italia ke aksen Aussie, dari stadion megah ke lapangan berdebu di pinggiran Perth. Tapi satu hal tetap: sepak bola adalah bahasa yang selalu dia mengerti.


Langkah Awal di Tanah Kanguru

Di Australia, Alessandro kecil tumbuh seperti bocah lainnya. Ia bermain bola di halaman belakang, menonton Socceroos bersama keluarganya, dan bermimpi suatu hari mengenakan seragam tim nasional. Tapi yang membedakannya adalah nalurinya—ia membaca permainan lebih cepat, bergerak lebih tenang, dan punya keberanian melebihi usianya.

Tak butuh waktu lama sebelum Perth Glory melihat potensi besar dalam dirinya. Di akademi klub itu, ia mulai dikenal sebagai bek muda dengan kemampuan membaca permainan yang matang dan postur yang mendukung. Tapi mimpi Alessandro lebih tinggi. Ia ingin bermain di tempat ayahnya dulu berlaga—Italia.


Pulang ke Italia: Mencari Identitas di Parma

Tahun 2021, Alessandro membuat keputusan besar: kembali ke Italia dan bergabung dengan klub legendaris, Parma Calcio. Banyak yang meragukan—bek muda dari Australia, berani bersaing di tanah kelahiran taktik dan pertahanan? Tapi Alessandro menjawab dengan kerja keras.

Ia menembus tim utama Parma hanya dalam waktu singkat. Musim demi musim, ia membuktikan diri. Pada 2023/24, ia jadi bagian kunci dari tim yang sukses membawa Parma promosi ke Serie A. Tak hanya sebagai pelengkap, ia tampil sebagai starter di pertandingan-pertandingan krusial. Calm, confident, commanding.


Dilema Dua Bendera

Italia? Australia? Dua negara memanggilnya. Ia sempat memperkuat tim muda Italia. Tapi hati Alessandro tak pernah ragu. “Australia adalah rumah saya,” katanya dalam sebuah wawancara.

Pada Oktober 2023, Alessandro resmi memulai debut untuk Socceroos. Saat lagu kebangsaan "Advance Australia Fair" berkumandang, matanya berkaca. Bukan karena meninggalkan satu negara, tapi karena akhirnya menemukan jati dirinya.


Luka dan Kebangkitan

Karier tidak selalu berjalan lurus. Pada September 2024, saat sedang menikmati puncak performa, Alessandro mengalami cedera parah—robek ligamen anterior (ACL). Cedera yang bisa menghancurkan mental pemain seusianya.

Tapi Alessandro memilih untuk bangkit. Selama tujuh bulan, ia menjalani rehabilitasi yang ketat. Tidak ada keluhan, hanya tekad. Dan pada musim semi 2025, ia kembali. Lebih kuat. Lebih dewasa. Lebih siap.

Baca Juga : Aziz Behich Dari Suburbia Melbourne

Comments

Popular posts from this blog

Wataru Endo Si Pendiam yang Bikin Liverpool Tenang

Junnosuke Suzuki: Bek Muda Jepang yang Menanjak Cepat dari Gifu ke Timnas

Kaoru Mitoma: Bukan Sekadar Winger Biasa