Ajdin Hrustic: Anak Imigran yang Menaklukkan Eropa dengan Sepak Bola
Di sebuah kota kecil bernama Dandenong, pinggiran Melbourne, seorang anak laki-laki dari keluarga imigran Bosnia dan Rumania menendang bola dengan mimpi besar: bermain di Eropa. Anak itu adalah Ajdin Hrustic, dan kini namanya tercatat sebagai salah satu gelandang terbaik yang dimiliki Australia dalam dua dekade terakhir.
Darah Diaspora, Tekad yang Membara
Ajdin tumbuh di tengah komunitas multikultural. Ayahnya berasal dari Bosnia, ibunya berdarah Rumania. Mereka datang ke Australia untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Di rumah sederhana mereka, Ajdin belajar tentang kerja keras, ketekunan, dan semangat untuk tidak menyerah — nilai-nilai yang kelak menemaninya di lapangan hijau.
Sejak usia 5 tahun, Ajdin sudah bermain untuk klub lokal Heatherton United. Bakatnya menonjol. Saat teman-temannya masih bermain untuk bersenang-senang, Ajdin mulai menunjukkan hasrat yang lebih: ia ingin menjadi pemain profesional. Dan bukan hanya di Australia.
Merantau Demi Mimpi
Langkah besar diambil saat remaja: pindah ke Eropa. Tidak mudah bagi remaja Australia berusia belasan tahun untuk hidup sendiri di benua yang asing, tapi Ajdin menjalaninya. Ia menimba ilmu di akademi Austria Wien, lalu Schalke 04, hingga akhirnya menemukan pijakan di FC Groningen di Belanda.
Di Groningen, Hrustic tidak hanya berkembang sebagai pemain, tapi juga sebagai pribadi. Ia belajar bahasa, budaya, dan terutama: cara bermain sepak bola ala Eropa — cepat, teknis, dan taktis.
Eintracht Frankfurt: Lompatan ke Panggung Besar
Tahun 2020 menjadi titik penting. Ajdin bergabung dengan Eintracht Frankfurt di Bundesliga. Di sinilah ia menorehkan sejarah. Tahun 2022, ia ikut membawa klub Jerman itu menjuarai UEFA Europa League — menjadikannya pemain Australia pertama yang memenangkan kompetisi Eropa bergengsi itu.
Bagi Hrustic, itu bukan sekadar trofi. Itu adalah pengakuan. Bahwa anak dari Dandenong bisa berdiri di antara bintang-bintang Eropa, dan bersinar.
Cedera, Keterpurukan, dan Kebangkitan
Namun sepak bola bukan hanya soal kemenangan. Setelah pindah ke Hellas Verona di Italia, Ajdin mengalami cedera serius. Tulang kakinya harus dioperasi. Ia absen berbulan-bulan. Dunia seolah melupakan namanya.
Tapi Ajdin tidak menyerah. Ia menjalani rehabilitasi, kembali ke lapangan lewat peminjaman ke Heracles Almelo, dan akhirnya musim 2024/25 bergabung dengan Salernitana. Di sanalah, ia mencetak salah satu gol tendangan bebas terbaik dalam kariernya — penyelamat tim dari degradasi. Sebuah bukti: Hrustic masih ada, dan masih berbahaya.
Warna Baru di Tim Nasional
Sejak debut pada 2017, Hrustic telah menjadi andalan Socceroos. Ia bukan pencetak gol terbanyak, tapi ia adalah jantung permainan. Gol-gol dari tendangan bebas, assist presisi, dan kepemimpinan tenang menjadikannya bagian vital dalam tim.
Ia tampil di Piala Dunia 2022, dan kini tengah mempersiapkan diri untuk membawa Australia lebih jauh di Piala Dunia 2026.
Bukan Sekadar Pemain
Ajdin Hrustic bukan hanya seorang pesepakbola. Ia adalah simbol perjuangan diaspora, harapan anak-anak imigran yang bermimpi besar, dan bukti bahwa asal usul bukan penghalang untuk jadi hebat.
Dia tumbuh dari tanah Australia, menempa dirinya di Eropa, dan kini menjadi inspirasi global.

Comments
Post a Comment