Harry Souttar: Pilar Tangguh Australia yang Lahir di Skotlandia

 


Nama Harry Souttar mungkin belum setenar bintang-bintang Premier League lainnya, tetapi di jantung pertahanan tim nasional Australia, dialah sosok yang tak tergantikan. Dengan tinggi badan hampir 2 meter dan kemampuan bertahan yang luar biasa, Souttar menjelma menjadi pemain vital bagi Socceroos dalam beberapa tahun terakhir.

Awal Mula: Dari Aberdeen ke Negeri Kanguru

Harry James Souttar lahir di Aberdeen, Skotlandia pada 22 Oktober 1998. Ia besar di tengah keluarga berdarah campuran: ayahnya berasal dari Skotlandia, sementara sang ibu adalah warga negara Australia. Meski memulai karier sepak bola di Skotlandia dan sempat memperkuat timnas junior Skotlandia, Souttar akhirnya memilih untuk membela Australia, tanah kelahiran ibunya.

Keputusannya beralih kewarganegaraan sepak bola ke Australia sempat mengundang tanda tanya. Namun, begitu mengenakan seragam hijau-kuning Socceroos, ia langsung membuktikan bahwa pilihan itu bukan sekadar formalitas—melainkan panggilan hati.

Karier Klub: Dari Stoke ke Leicester

Souttar memulai karier profesionalnya di klub Dundee United, kemudian pindah ke Inggris dan bergabung dengan Stoke City pada tahun 2016. Setelah beberapa kali dipinjamkan ke klub-klub kecil seperti Ross County dan Fleetwood Town, ia akhirnya mendapat tempat reguler di skuad utama Stoke.

Penampilannya yang konsisten menarik perhatian klub-klub besar. Pada Januari 2023, Leicester City memboyongnya ke King Power Stadium dengan nilai transfer yang kabarnya mencapai £15 juta—rekor untuk bek asal Australia saat itu.

Meski Leicester sempat terdegradasi ke Championship, Souttar tetap menunjukkan profesionalisme tinggi. Ia menjadi bagian penting dari pertahanan tim dan berkontribusi dalam usaha klub untuk kembali ke kasta tertinggi sepak bola Inggris.

Bersinar di Kancah Internasional

Souttar melakukan debut untuk timnas Australia pada 2019 dan langsung mencetak dua gol dalam pertandingan pertamanya melawan Nepal. Performa itu bukan kebetulan. Dalam beberapa pertandingan awal bersama Socceroos, ia mencetak lima gol hanya dalam beberapa laga—prestasi luar biasa untuk seorang bek tengah.

Puncak karier internasionalnya sejauh ini datang di Piala Dunia FIFA 2022. Di ajang tersebut, Souttar menjadi sosok sentral dalam pertahanan Australia yang tampil mengejutkan dengan lolos ke babak 16 besar. Keberanian, ketenangan, dan kemampuannya membaca permainan membuatnya dipuji sebagai salah satu bek paling menjanjikan dari Asia-Pasifik.

Ciri Khas dan Gaya Bermain

Harry Souttar memiliki sejumlah keunggulan teknis dan fisik, di antaranya:

  • Duel udara: Sangat dominan berkat posturnya yang tinggi.

  • Visi bertahan: Mampu membaca pergerakan lawan dengan sangat baik.

  • Permainan bola mati: Jadi andalan saat menyerang maupun bertahan dalam situasi corner atau free kick.

  • Kepemimpinan: Meski masih muda, ia tampil tenang dan memberi kepercayaan diri bagi rekan-rekannya.

Penutup: Masa Depan Cerah di Depan Mata

Dengan usianya yang masih di pertengahan 20-an, Harry Souttar punya masa depan cerah baik di level klub maupun internasional. Ia adalah simbol dari keberanian untuk memilih jalan berbeda—dari Skotlandia ke Australia, dari akademi ke panggung dunia.

Jika ada satu hal yang pasti, itu adalah: ketika Socceroos butuh tembok pertahanan yang tak mudah runtuh, mereka tahu ke mana harus mengandalkan—Harry Souttar.

Baca Juga : Hiroki Sekine Bek Masa Depan Jepang


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Wataru Endo Si Pendiam yang Bikin Liverpool Tenang

Image
  Waktu Liverpool merekrut Wataru Endo di musim panas 2023, reaksi fans bisa dirangkum dalam satu kata: bingung . Siapa dia? Kenapa bukan nama besar? Umurnya 30 tahun, bukan wonderkid. Tapi ternyata, di balik wajah kalemnya, ada seorang petarung sejati yang siap mati-matian demi tim. Dan sekarang? Banyak yang bilang: “Endo itu underrated banget.” Dari Jepang ke Eropa: Jalan Panjang, Tapi Konsisten Wataru Endo bukan tipe pemain yang naik daun sejak muda. Dia bukan bintang muda sensasional seperti Jude Bellingham atau Pedri. Tapi dia tahu satu hal: kerja keras nggak pernah mengkhianati hasil. Mulai dari Shonan Bellmare , lalu pindah ke Urawa Red Diamonds , Endo akhirnya dapat tiket ke Eropa bersama klub Belgia, Sint-Truiden . Tapi titik baliknya ada saat dia main di VfB Stuttgart . Di Bundesliga, Endo bukan cuma pemain inti — dia jadi kapten ! Transfer ‘Dadakan’ yang Jadi Jackpot Ketika Liverpool gagal dapat Moisés Caicedo dan Romeo Lavia, mereka buru-buru cari gelandang ber...
Read more

Junnosuke Suzuki: Bek Muda Jepang yang Menanjak Cepat dari Gifu ke Timnas

Image
  Nama Junnosuke Suzuki mulai banyak dibicarakan sejak pertengahan musim 2024. Pemain kelahiran 12 Juli 2003 ini menempati posisi bek tengah untuk Shonan Bellmare , dan sejak debutnya di level profesional, ia berkembang menjadi salah satu talenta bertahan paling menjanjikan di Jepang. Perjalanan Awal Suzuki memulai kariernya di klub lokal FC Divine dan SC Gifu Vamos, lalu menimba ilmu sepak bola di Teikyo University Kani High School . Di sana, ia tampil luar biasa dan dua kali terpilih sebagai pemain terbaik turnamen nasional antar SMA. Ia semula berposisi sebagai gelandang bertahan—kemampuan ini terbukti penting dalam transisinya menjadi seorang centre-back modern. Karier Profesional Bergabung dengan Shonan Bellmare pada awal 2022, Suzuki membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Ia menjalani debut senior di Emperor’s Cup, tetapi baru mendapat tempat tetap pada musim 2024. Saat itu, terjadi perubahan besar dalam perannya: dari gelandang bertahan menjadi centre-back . Perubahan i...
Read more

Kaoru Mitoma: Bukan Sekadar Winger Biasa

Image
  Di tengah hiruk-pikuk Premier League yang dipenuhi bintang mahal dan pemain sensasional, seorang pemain Jepang datang tanpa banyak gembar-gembor. Namun kini, nama Kaoru Mitoma mulai diperhitungkan sebagai salah satu winger paling berbahaya di Inggris. Apa yang membuatnya spesial? Bukan hanya kecepatannya, tapi juga cara berpikirnya di atas lapangan. Mitoma bukan hanya bermain bola—ia memahami sepak bola. Menunda Kontrak Demi Belajar Sepak Bola Ketika pemain lain berlomba jadi profesional di usia muda, Mitoma justru mengambil keputusan mengejutkan: menolak kontrak dari klub Jepang demi menyelesaikan kuliahnya. Ia kuliah di Universitas Tsukuba dan menulis skripsi tentang teknik menggiring bola. Bukan karena ia kurang yakin pada bakatnya—justru sebaliknya. Ia ingin benar-benar menguasai ilmunya sebelum menjadikannya senjata di lapangan. Brighton: Awal Perjalanan Besar Mitoma bergabung dengan Brighton & Hove Albion pada 2021. Setelah sempat dipinjamkan ke Belgia, ia kemb...
Read more